Cepu, 26 Agustus 2024 – Onde-onde, kue tradisional khas Indonesia, terus mempertahankan popularitasnya di tengah gempuran makanan modern. Kue yang terbuat dari adonan tepung ketan dengan isian pasta kacang hijau ini, dilapisi biji wijen yang memberikan tekstur renyah, masih menjadi pilihan favorit masyarakat, terutama dalam berbagai acara dan perayaan.
Setiap hari, mulai pukul 09.30 hingga 17.00 WIB, onde-onde dapat ditemukan di Kios Loakaji no.05, Jl. Cepu-Randublatung, seberang Bravo Cepu. Tempat ini tidak hanya menjual onde-onde, tetapi juga menawarkan berbagai macam kue tradisional lainnya seperti bubur, tahu bulat, lupis, mochi, risol, serta minuman tradisional seperti susu kedelai.
Pembuatan onde-onde melibatkan proses yang cukup rumit namun tetap dipertahankan oleh para ibu rumah tangga dan pengusaha makanan yang berkomitmen untuk melestarikan kuliner khas Indonesia. Proses pembuatannya dimulai dengan mencampur tepung ketan dengan air daun pandan dan sedikit garam hingga adonan menjadi elastis. Isian kacang hijau yang sudah dihaluskan dicampur dengan gula merah atau gula pasir, kemudian dibalut dengan adonan ketan dan dibentuk menjadi bola kecil. Bola-bola ini kemudian digulingkan dalam biji wijen sebelum akhirnya digoreng hingga berwarna keemasan atau dikukus hingga matang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Ima, salah satu penjual onde-onde di Cepu, kue ini tidak hanya enak, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolis yang mendalam. “Biji wijen pada onde-onde menambah cita rasa dan nilai gizi, serta memiliki makna simbolis dalam budaya Indonesia,” ungkapnya.
Onde-onde tetap menjadi pilihan banyak orang, bukan hanya karena rasanya yang manis dan teksturnya yang unik, tetapi juga karena kue ini mewakili kekayaan budaya kuliner Indonesia. Dengan usaha para pelaku industri makanan lokal, onde-onde dipastikan akan terus eksis dan dinikmati oleh generasi mendatang.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Ima melalui nomor WhatsApp di 088988541968.
Penulis : Halimahtun S.